rss
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Selasa, 23 Juni 2009

smile Provider


Berapa harga sebuah senyuman?, “bisa jutaan dolar”, tulis seorang motivator. Aneh ya, padahal kan senyum itu sederhana, ga perlu modal besar untuk bisa tersenyum. Kita ga perlu menjual aset, baik berupa real estate, reksa dana, atau deposito untuk bisa tersenyum. Kita juga tak perlu menggesekkan kartu kredit ke sela-sela gigi kita agar kedua ujung bibir bisa mengembang simetris, dan kulit sekitar mata ikut mengkerut. Atau, menyelipkan kartu perdana yang ditempel di pipi kita, dan diisi ulang dengan voucher elektronik setiap kali pulsanya habis. Logikanya sederhana: ada pulsa, ada senyum.

Kawan, senyum selalu punya banyak makna. dan ia (mungkin) merupakan sebuah elemen terkecil pembentuk kepribadian dan konsep diri seseorang. lihatlah senyum ayah dan ibu kita, di atas kesederhanaan dan ketulusan, ia hadir dengan makna “ayo nak, kamu bisa”, atau “aku bangga padamu nak”. kemudian tengoklah senyum sahabat di kanan-kiri kita, yang bermakna :“jangan menyerah kawan, kau terlalu hebat untuk berhenti bermimpi”. Senyum juga punya makna apresiatif: “kerja bagus”, atau sekedar menyalakan semangat: “hari yang cerah ya?”.

tapi beberapa orang, menganggap dunia sudah semakin mekanis. Katanya, mereka sukar sekali melihat orang-orang tersenyum. mereka mempertanyakan, "akankah kita jumpai senyum-senyum yang penuh dengan ketulusan?", "atau hanya senyum penaklukkan?", yang menjungkirkan manusia pada hubungan subjek dan objek. Dimana yang satu menjadi "alat" bagi yang lain. Tapi jikapun hal ini terjadi, kita harus proaktif ,kata Covey. "Jangan lihat kondisinya", "lihat bagaimana kita bisa bersikap dengan cara yang berbeda pada kondisi tersebut".

Mungkin saja, krisis senyum akan menghadirkan lapangan bisnis baru: Smile Provider. Catat berapa orang yang butuh diberi senyuman, dan catat berapa lama mereka diberikan service. Tetapkanlah harganya, dan buatlah surat perjanjian kerja. Disaat dimana kontrak telah ditandatangani, para agen akan berpencar ke setiap sudut yang menjadi ruang rutinitas sang klien. Di depan rumah, di perempatan yang biasa dilewati, di pom bensin, di gerbang kantor, di kantin atau rumah makan, dan seterusnya. Kapanpun sang klien melewati tempat-tempat ini, para agen akan melakukan tugasnya: mereka akan tersenyum.

tapi jikapun ya. smile provider adalah bisnis menggiurkan yang terlalu miris untuk dijalankan. kita bukan robot kawan, senyum itu sederhana, senyum itu sedekah. malahan, temuan ilmiah menerangkan bahwa lebih banyak energi yang dikeluarkan ketika seseorang cemberut daripada ketika ia tersenyum.

jadi marilah kita tersenyum..dengan ikhlas tentunya...
karena "senyuman yang tulus" kata pepatah jepang, "dapat menghangatkan setahun musim dingin"

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini