rss
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Selasa, 26 Januari 2010

Pelajaran yang paling Berharga.

Kehidupan selalu menarik. Setiap waktunya selalu memberikan kita ruang dan kesempatan baru untuk belajar, untuk merangkai makna-makna, dan mengkonstruksi ulang pemikiran kita tentang semua hal yang kita hadapi. Seperti persahabatan, ada yang datang ada yang pergi. Ada yang sebentar ada yang lama. Ada yang langgeng dan ada yang retak, atau pecah di tengah jalan.

Atau juga hubungan guru dan murid. Selalu ada awal dan akhir. Selalu ada saat dimana puncak kekaguman dan penghargaan kita terhadap sang guru justru merupakan waktu yang paling tepat untuk berpisah. Karena pada saat itulah, kita dihadapkan pada petualangan baru, untuk belajar hal-hal baru dari sang guru yang baru. Mungkin ini tidak berlebihan. Karena sang guru pun berpesan “kebahagiaan seorang guru, adalah ketika melihat murid-muridnya menjadi jauh lebih baik dari dirinya”. Bagi saya ini nasihat yang luar biasa yang mencerminkan dua hal, kerendahatian seorang guru di satu sisi, dan kebesaran jiwa dan cita-citanya di sisi lain. Subhanallah..semoga Allah memberikan pahala yang tak pernah putus untuk para guru, murabbi, syaikh, dan naqib.

Tak berlebihan pula, jika kita kemudian memberikan penghargaan yang setulus-tulusnya untuk para guru yang telah membimbing kita. Yang tak pernah menepuk dada karena berkembangnya kita sebagai seorang murid, dan tak pernah menampar karena kita gagal. Satu nasihat yang selalu terngiang, tentang bagaimana kita bisa menikmati keberhasilan dan kegagalan, adalah ungkapannya yang menyejukkan, “sukses itu”, katanya, “adalah bisa mendapat PELAJARAN dari setiap PROSES yang kita jalani”. Jujur, itu nasihat terindah bagi setiap orang yang berjuang menapaki jalan kehidupan….terlebih, bagi mereka yang sering terjatuh dan gagal. Yang penting ada PELAJARAN yang diambil, dan tidak terjatuh di lubang yang sama.

Memang begitulah hidup, selalu bergerak, selalu dinamis. Walaupun banyak orang yang bilang, bahwa seringkali sejarah itu berulang. Tak apalah, toh saya percaya dengan dua asumsi ini. Bahwa kita terus berubah dari waktu ke waktu, dari zaman ke zaman, dari generasi ke generasi, dari tantangan ke tantangan. Tetapi dalam perjalanan itu, kita harus sadar….bahwa kita sedang mengulang sejarah.

Untuk para guru, yang datang dan pergi, memenuhi panggilan peradaban.

Semoga sejarah kembali mempertemukan kita….amiin.

Jumat, 15 Januari 2010

Kendalikan Marahmu!

lain kali kalau merasa marah, diamlah sejenak. Sebelum kata-kata marah terucap, sebelum kekesalan terlontar, melalui sudut mata, dan ekspresi wajahmu...dan melalui apapun yang kau lakukan...ingatlah ini: diamlah sejenak. Tak perlu lama, mungkin kurang dari lima detik. yang perlu kau lakukan hanyalah menarik napas..Dan memaksa "mengeluarkan" kemarahan melalui udara, yang beriringan dengan keluarnya nafasmu. Seperti komputer yang di refresh...mungkin...sekali lagi mungkin, hal ini bisa membantumu berpikir ulang. Sebelum kemarahan kita, mendatangkan penyesalan pada akhirnya...

Cari Blog Ini