rss
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Senin, 21 Desember 2009

Amazing!!


hari ini sungguh luar biasa. Saya mendapatkan banyak pembelajaran hidup, yang tak ternilai...Pertama dari Pa H.Ade Kastam, salah satu senior trainer trustco. saya diajari tentang games yang dahsyat tentang organisasi, yang pure penemuan pa Ade. Gamesnya luar biasa, hanya berbahan kertas kecil, dan tusuk gigi, tapi poinnya luar biasa, tentang organisasi dan sistem. Nah, yang lebih luar biasa lagi, saat pa Ade bercerita bagaimana beliau menemukan games tersebut.

Suatu ketika, beliau diminta mengisi training di salah satu institusi, tentang team work. ketika hendak berangkat, anaknya yang dirumah enggan ditinggal, dan minta diajari membuat tugas origaminya...dan disitulah proses pembelajaran bermula, ketika mengajarkan origami, pa Ade mendapatkan hikmah dan pelajaran luar biasa, dan beliau menggunakan itu sebagai bahan games dalam pelatihannya...dahsyat. Ternyata dari seorang anak kecil kita belajar...dan itu didapatkan dengan terlebih dahulu bersabar, dengan mengorbankan waktu kita.

Pelajaran kedua hari ini, masih dari seorang anak-anak. Namanya Abdurrahman Faiz, pagi ini saya mengunjungi blognya untuk mencari kata2nya yang terkait dengan "ibu". dan ketika saya lihat isinya, Subhanallah, luar biasa...Faiz, seorang anak, yang punya pikiran besar, hati yang tajam, dan bakat yang brilian. Tulisan-tulisannya sangat menusuk dan menggetarkan hati. Dia memang pelukis kata-kata sejati. Untuk usianya, Faiz adalah seorang jenius, dengan kecerdasan linguistiknya....Semoga Allah, kelak menjadikan dia mujahid peradaban...yang menjadi cahaya untuk dunia. amiin

Senin, 14 Desember 2009

Mengatasi Kecemasan Berbicara


Salah satu tantangan terbesar dalam public speaking adalah bagaimana mengelola kecemasan. setiap orang, pada dasarnya memiliki rasa cemas ketika diminta untuk melakukan presentasi. Apalagi, dihadapan audiens yang dianggap sebagai orang-orang penting.

Seringkali, kecemasan justru akan menghancurkan performa kita saat presentasi. mangapa?, karena ketika kita cemas, pikiran kita tidak akan berfungsi optimal, kemudian resiko terbesarnya adalah kita LUPA terhadap semua yang akan kita sampaikan.

Karenanya penting bagi kita untuk memahami bagaimana mengelola kecemasan ini, berikut beberapa tipsnya:

1. Anggap kecemasan adalah hal yang normal dan wajar. Setiap orang, dari level pendidikan manapun, entah dia berpengalaman atau tidak dalam hal presentasi, punya kecenderungan untuk mengalami kecemasan alias demam panggung. Ketika kuliah, seorang dosen senior di kampus saya yang mengajarkan Effective Speaking, pernah bercerita walaupun dia memiliki jam terbang cukup tinggi dalam mengajar, tapi tetap saja ada saatnya beliau mengalami nervous, atau demam panggung. Gejala umumnya, tangan berkeringat, perut agak mulas, dan jantung berdegup semakin kencang.

Jadi, kecemasan atau demam panggung adalah FENOMENA yang wajar. seorang pakarpun MENGALAMINYA. so, stay cool...ok

2. Atur nafas, pola 1:4:2. tenangkan diri Anda, tarik napas satu hitungan, tahan 4 hitungan, lalu keluarkan 2 hitungan. ini formulasi dari Anthony Robins. Sambil tarik napas bayangkan rasa percaya diri semakin tumbuh. Dan saat mengeluarkan napas, bayangkan setiap kecemasan keluar bersama napas kita.

3. Afirmasi: kata-kata positif (self talk). Berkomunikasilah dengan diri sendiri, dan katakan bahasa-bahasa yang positif. "saya yakin saya bisa", "saya merasa tenang sekarang"...dan seterusnya.

4. Pikirkan hal-hal yang baik (visualisasi. sebelum memulai presentasi, pejamkan mata Anda, lalu bayangkan Anda sudah tampil di depan, menyampaikan dengan penuh percaya diri, dan audiens sangat antusias mendengarkan Anda. Visualisasi, membantu membangun rasa percaya diri Anda.

terakhir, berpikirlah kalau Tuhan memberikan potensi yang luar biasa pada diri Anda, karenanya, berpikirlah positif, dan berpikirlah bahwa Anda akan sukses melakukan presentasi.

You Can…if you think you Can!!
selamat mencoba!

Jumat, 11 Desember 2009

Memilih yang TERBAIK!!

Kita tidak perlu kelihatan baik, yang kita perlu adalah menjadi orang baik. Kita tidak perlu kelihatan sabar, yang kita perlu adalah menjadi orang sabar. Kita tidak perlu kelihatan berjuang, yang kita perlu adalah menjadi pejuang (terinspirasi dari Aa Gym).

Perjuangan tersulit dalam hidup adalah perjuangan untuk memperlihatkan kepada orang lain bahwa kita bermanfaat, bahwa kita baik, bahwa kita berguna. Padahal prosesnya bisa jadi sederhana, hanya saja kita tidak belajar bagaimana sesuatu itu terwujud.


Lihatlah orang-orang hebat di sekeliling kita, dan lihatlah orang-orang besar yang Anda kagumi. Belajarlah pada mereka tentang bagaiman menjadi besar, dan bagaimana menjadi seseorang yang dikenang dengan kebaikan dan karya-karya besar mereka. Jawabannya ternyata sangat sederhana, mereka semua adalah orang-orang yang tidak pernah mengharapkan pujian, mereka semua adalah orang-orang yang tak pernah menunggu orang lain menilai baik untuk berbuat suatu kebaikan.


Saya masih ingat, suatu ketika saya menjadi fasilitator Outbound bagi sebuah institusi pemerintahan di suatu tempat. Dalam salah satu sesi peserta yang sudah dikelompokkan ditantang dengan perlombaan meniup balon. Permainannya sederhana, setiap orang dalam kelompok diberikan sebuah balon, dan tugas mereka adalah meniup balon tersebut sampai meledak. Kelompok mana yang meledakan balon lebih banyak dan lebih cepat, merekalah yang menang.


Ternyata permainannya sangat seru. Sebagian orang ada yang meledakkan balon dengan cepat, sementara sebagian lagi terlihat bersusah payah, dan
terlihat tegang menunggu bagaimana balon yang mereka tiup meletus, di wajah mereka. Ada pelajaran yang saya ambil dari permainan ini, ternyata mereka yang berhasil memecahkan balon adalah mereka yang fokus pada kegiatan meniup, dan terus meniup, tanpa peduli sudah sebesar apa balonnya. Sebagian mereka mungkin menutup mata mereka karena takut, tapi mereka tetap meniup, terus meniup. Sementara mereka yang terlambat memecahkan balon, atau bahkan sebagian tak berhasil memecahkannya, adalah mereka yang terlalu berfokus pada hasil. Waktu mereka lebih banyak digunakan untuk mengukur dan melihat sudah sebesar apa balon yang mereka tiup.

Jadi jika anda memiliki sebuah impian, maka bekerjalah, lakukan sesuatu, bayarlah “harga” dari apa yang anda impikan. Caranya, berproseslah. Lakukan apa yang harus Anda lakukan, kerjakan itu dengan tulus dan ikhlas. Jika Anda ingin menjadi pelajar yang berprestasi maka belajarlah. Jika anda ingin menjadi pebisnis yang sukses, maka berbisnislah. Jika anda ingin menjadi atlet yang mengharumkan nama bangsa, maka berlatihlah. Jika anda ingin menjadi penulis buku best seller, maka menulislah. Jika Anda ingin menjadi suami atau istri yang membahagiakan pasangannya, maka menikahlah, dan bahagiakan pasangan Anda.

Tidak ada waktu yang tepat untuk melakukan apa yang ingin dan harus anda lakukan selain hari ini, ya, sekarang juga. Bukan esok, bukan lusa, apa lagi kemarin. Mulailah SEKARANG!.

Rabu, 02 Desember 2009

Harus TETAP SEMANGAT!!


Pagi yang indah, dan menyemangatkan. Untuk mencapai impian-impian kita memang tidak mudah, tapi BISA. Karena memang kita harus melewati proses yang panjang, sebuah proses pembelajaran, sebuah perjalanan...maka kita harus sabar untuk TIDAK BERHENTI SEBELUM WAKTUNYA. Karena filosofi kesuksesan menyatakan bahwa TIDAK ADA ORANG GAGAL, yang ada HANYALAH ORANG YANG BERHENTI SEBELUM PROSESNYA BENAR2 BERAKHIR. Orang yang paling rugi adalah orang yang memutuskan MENYERAH, pada "tiga langkah" menjelang puncak kesuksesannya.

Kesuksesan, pada ujungnya hanyalah momentum..ia datang, saat kita siap dan kita mampu.

ayo, sedikit lagi...tetap sabar, tetap bekerja, tetap berkarya... TETAPLAH DALAM PROSES.... dan KESUKSESAN akan menghampirimu dengan SUKARELA... Salam SUPER!!

Minggu, 29 November 2009

if there is a will, there is a way

Selalu ada harga yang harus dibayar untuk menjadi yang terbaik. Itulah fakta yang semakin saya sadari belakangan ini.

Di saat yang sama di pikiran saya berkelebatan ide-ide tentang bagaimana mewujudkan impian saya. Seolah menjawab kegelisahan saya ini, Allah menakdirkan saya untuk mendengar baik-baik dua nasihat dari dua pengalaman berbeda yang saya lalui. Pertama, nasihat dari bapak Ustadz. Kemarin lusa. Bertempat di rm. Ampera jatinangor, di sela-sela acara buka bersama, bola liar obrolan meluncur ke tema pernikahan. Ada kata-katanya yang sangat saya ingat, dan jadi masukan luar biasa untuk saya, “untuk menikah itu”, katanya, “diperlukan 10%keberanian, dan 90% nekat”…..”tapi, semuanya (keberanian+nekat) itu tetap dibingkai oleh keimanan”.

Jujur ini bukan nasihat baru bagi saya, tapi saya harus mengakui sepenuhnya bahwa nasihat ini punya “nyawa” baru, ketika dibungkus oleh konteks kekinian. Alhamdulillah, saya mendapat semangat baru, bahwa memang segala sesuatu butuh keberanian, dan terkadang kenekatan untuk memulai. Saya juga jadi teringat, dulu ketika job training di DCT saya sempat bertanya sama pak Aji, salah satu trainer DCT“. “pa, apa rahasianya bisa jadi trainer”, kata saya. “Nekat Van…”, jawab pak Aji, singkat, dan hanya itu jawabannya. Saya yakin itu adalah satu kata yang mewakili berjuta pengalaman..hmm

Nasihat kedua, adalah kata-kata yang meluncur dari entrepreneur muda terkenal yang memang sedang naik daun. Namanya Handi Setiono, yang populer lewat kebab turki baba rafinya. Terakhir, ia baru mendapat penghargaan spirit entrepreneur of the year dari ernst and young. Di acara metro pagi, Handi dan istrinya diwawancara seputar kesuksesannya memulai usaha dengan modal 4 juta, hingga saat ini sukses dengan mencapai 500 outlet di seluruh indonesia. Ketika ditanya apa rahasia suksesnya, dan apa pesannya untuk para calon entrepreneur muda indonesia, Handi berpesan, “untuk anda para entrepreneur muda, kalo kita sudah terlalu banyak ide dalam kepala….mulai saja bisnisnya, biar kita merasakan prosesnya, jatuh bangunnya”.

Ya, itulah masalah kebanyakan kita, terlalu banyak berpikir, dan miskin dalam mengambil tindakan. Saya jadi teringat tentang kisah tiga ekor katak yang memutuskan untuk melompat. Hmmm. Ada satu lagi pelajaran hidup yang terlampau manis untuk dilewatkan, sebuah fakta bahwa dalam mencapai kesuksesan kita harus memulai, kita harus bertindak, dan seringkali tindakan itu mengandung resiko besar. Tapi memang begitulah hidup, tak akan ada hasil tanpa resiko, dan ukuran resiko akan berbanding lurus dengna hasil yang didapatkan. Oleh karenanya, 90% kita harus nekat….dalam bungkus keimanan tentunya.

So, keep movin…begitu pesan salah seorang teman di facebook.

Oiya, ada satu inspirasi yang terlewatkan. Saya mendapatkannya hari ini, dari sebuah program trans7, She Can. Dan sepertinya ini akan jadi program favorit saya. Kisah nyata yang diangkat adalah tentang seorang TKW, lulusan sma yang telah sukses menjadi penulis buku best seller. Cerita bermula ketika sang TKW melihat iklan workshop kepenulisan, dan ia memutuskan untuk mengikutinya. Kegemaran menulispun timbul dan ia memutuskan untuk mengikuti milis para penulis.

Disana ia belajar banyak. Tentang bagaimana membuat tulisan yang menarik. Akhirnya, tibalah tawaran untuk membukukan tulisan-tulisannya. Judul bukunya hebat, “Anda Luar Biasa!!”. Pasca penerbitan bukunya, sang TKW banyak menerima panggilan, untuk memberikan motivasi…dan kini ia adalah seorang motivator. Yang membongkar tembok-tembok ketidakmungkinan, dan membuktikan kepada dunia, bahwa if there is a will, there is a way…

Reblog this post [with Zemanta]

Senin, 16 November 2009

Kreativitas dalam Public Speaking


Diantara anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia, adalah kemampuan berbicara. Kita telah melihat betapa sejarah dibangun oleh para orator-orator ulung. Kemampuan berbicara, menjadi ukuran kebesaran seorang pelaku sejarah. Kita tentu ingat Hitler dengan orasi-orasinya, begitupun Musolini di itali. Meskipun memang negativitas kedua orang ini besar, tapi mereka sama-sama menggunakan kemampuan berbicaranya untuk mempengaruhi dan mengubah massa. Dan alat yang sama (kemampuan berbicara) tentunya juga bisa kita lakukan untuk kebaikan.

Kita juga mengenal Soekarno. Untuk membuat sebuah orasi yang memukau, Soekarno berlatih di depan cermin. Ia juga memperbanyak jam terbangnya dengan selalu memberikan pidato-pidatonya dalam setiap pertemuan organisasi pemuda. Ia juga banyak mengutip pemikiran orang-orang besar dalam sejarah. Untuk ukuran pada zamannya, Soekarno terhitung kreatif dengan upaya-upayanya dibandingkan dengan orator-orator bangsa yang lainnnya. Artinya, untuk menjadi seorang orator ulung, dibutuhkan adanya kreativitas.

Masih ingat Obama yang fenomenal?. Ia terkenal bukan hanya dari kecerdasan dan aksi-aksinya, tetapi juga pidatonya yang memukau. Ia berbicara jelas, kadang berapi-api untuk menunjukkan dan menggugah semangat bangsanya. Dan kesuksesan Obama sebagai orator, meninggalkan sebuah jejak, artinya bisa kita tiru, ikuti, dan modifikasi. Sudah barang pasti, pidato-pidato Obama juga merupakan produk kreativitas, bukan hanya dari dirinya, tapi tim di balik pidatonya.

Adalah John Faverou sang penulis pidato Obama. Ia mengolah hasil riset, kemudian mengembangkan dan menulis bahan-bahan untuk pidato Obama. Ketika puncak kampanye, John harus memutar otaknya sehari selama hampir 16 jam, hanya untuk satu pekerjaan: merancang dan menulis pidato Obama. John memang jarang disebut-sebut di Media, tapi bahan-bahan dan segala proses kreatif yang mendahuluinya, ikut andil dalam kesuksesan Obama.

Jadi, dalam sebuah aktivitas publik speaking, kreativitas mutlak diperlukan. Kreativitas diawali dengan pemahaman yang utuh tentang siapa audiens dan berbagai kecenderungan serta kebutuhannya. Kedua, menentukan bagaimana pembukaan akan dilakukan. Ketiga, merancang pesan-pesan kunci sebagai jawaban dari kebutuhan peserta, dan apa yang ingin mereka dengar. Dan terakhir adalah dorongan untuk mengajak audiens melakukan sesuatu. Ini tidak mudah, tapi bisa dilakukan.

Kita harus memutar otak lebih keras, agar pengaruh speaking kita lebih “menderas”.



















kadang, satu langkah lagi menuju kesuksesan adalah langkah tersulit yang harus kita lalui. tapi, itu bisa kita lakukan....dan apa yang kita capai, akan mengobati setiap kelelahan kita....semangat!!

Sepatah Kata, Segudang Senjata!



Kata-kata, memang luar biasa. ia punya seribu wajah untuk menunjukkan diri dalam kegembiraan dan kesedihan, kemenangan dan kekalahan, kekuatan dan kelemahan, harapan dan kepasrahan, optimisme dan pesimisme, keteguhan dan kelelahan,
bahkan kehidupan dan kematian.

Begitulah kata-kata, sifatnya seperti pisau. Selalu punya dua sisi, kebaikan dan kejahatan. Maka berhati-hatilah atasnya, gunakan ia untuk menumbuhkan dirimu dan orang lain, karena kata-kata yang kesalahan arah, akan berubah menjadi darah. Perhatikanlah bagaimana kata “cicak dan buaya” memaksa jutaan mata, telinga, hati dan pikiran menjadi lelah.

Kata-katalah yang membentuk orang-orang besar yang memperjuangkan kebanaran. Menyulap seorang budak menjadi raja di dunia dan akhirat. Kata-kata juga yang membesarkan para penjahat gombal, yang selalu konsisten memperjuangkan kesalahan. Yang menjatuhkan sang kaisar menjadi seseorang yang kesasar.

Sekarang, marilah kita sedikit “mendaratkan” cara pandang kita. Lihatlah bagaimana kata-kata mengubah persahabatan menjadi suram, dan penuh dengan kebencian. Tapi perhatikan juga bagaimana kata-kata dapat mengikat persahabatan jadi sehidup semati, susah maupun senang, dunia juga akhirat.

Katalah, yang menjerumuskan seseorang pada jerat-jerat cinta, yang tampilannya rupawan tapi isinya mengerikan. Yang penampakannya berbunga-bunga, tapi jiwanya berduri-duri. Kemudian, kata juga yang membimbing seseorang menapaki jalan cinta para pejuang. Yang suci, yang abadi, yang hakiki.

Kemudian jika kata, disulam menjadi senjata, waspadalah. Karena ia bisa jadi sangat menyakitkan, atau bisa juga sangat membangkitkan.

Maka ketika kamu diberi kesempatan, untuk menyampaikan sepatah-duapatah kata, dalam setiap panggung kehidupan, pastikan kata-katamu adalah senjata terbaik. Senjata, untuk menghancurkan tembok-tembok pembatas kreativitas, meruntuhkan hambatan-hambatan belajar dan berkarya, membunuh setiap perasaan dan sikap pesimis, mengubah energi negatif menjadi positif, menghanguskan rasa rendah diri dan keterbelakangan, membongkar energi dan potensi yang tersembunyi.

Kemudian, dengan senjata itu pula, ledakkanlah kapasitas diri mereka, untuk membuat kehidupan jadi lebih baik.

Cari Blog Ini