rss
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Senin, 16 November 2009

Kreativitas dalam Public Speaking


Diantara anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia, adalah kemampuan berbicara. Kita telah melihat betapa sejarah dibangun oleh para orator-orator ulung. Kemampuan berbicara, menjadi ukuran kebesaran seorang pelaku sejarah. Kita tentu ingat Hitler dengan orasi-orasinya, begitupun Musolini di itali. Meskipun memang negativitas kedua orang ini besar, tapi mereka sama-sama menggunakan kemampuan berbicaranya untuk mempengaruhi dan mengubah massa. Dan alat yang sama (kemampuan berbicara) tentunya juga bisa kita lakukan untuk kebaikan.

Kita juga mengenal Soekarno. Untuk membuat sebuah orasi yang memukau, Soekarno berlatih di depan cermin. Ia juga memperbanyak jam terbangnya dengan selalu memberikan pidato-pidatonya dalam setiap pertemuan organisasi pemuda. Ia juga banyak mengutip pemikiran orang-orang besar dalam sejarah. Untuk ukuran pada zamannya, Soekarno terhitung kreatif dengan upaya-upayanya dibandingkan dengan orator-orator bangsa yang lainnnya. Artinya, untuk menjadi seorang orator ulung, dibutuhkan adanya kreativitas.

Masih ingat Obama yang fenomenal?. Ia terkenal bukan hanya dari kecerdasan dan aksi-aksinya, tetapi juga pidatonya yang memukau. Ia berbicara jelas, kadang berapi-api untuk menunjukkan dan menggugah semangat bangsanya. Dan kesuksesan Obama sebagai orator, meninggalkan sebuah jejak, artinya bisa kita tiru, ikuti, dan modifikasi. Sudah barang pasti, pidato-pidato Obama juga merupakan produk kreativitas, bukan hanya dari dirinya, tapi tim di balik pidatonya.

Adalah John Faverou sang penulis pidato Obama. Ia mengolah hasil riset, kemudian mengembangkan dan menulis bahan-bahan untuk pidato Obama. Ketika puncak kampanye, John harus memutar otaknya sehari selama hampir 16 jam, hanya untuk satu pekerjaan: merancang dan menulis pidato Obama. John memang jarang disebut-sebut di Media, tapi bahan-bahan dan segala proses kreatif yang mendahuluinya, ikut andil dalam kesuksesan Obama.

Jadi, dalam sebuah aktivitas publik speaking, kreativitas mutlak diperlukan. Kreativitas diawali dengan pemahaman yang utuh tentang siapa audiens dan berbagai kecenderungan serta kebutuhannya. Kedua, menentukan bagaimana pembukaan akan dilakukan. Ketiga, merancang pesan-pesan kunci sebagai jawaban dari kebutuhan peserta, dan apa yang ingin mereka dengar. Dan terakhir adalah dorongan untuk mengajak audiens melakukan sesuatu. Ini tidak mudah, tapi bisa dilakukan.

Kita harus memutar otak lebih keras, agar pengaruh speaking kita lebih “menderas”.

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini