rss
twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Rabu, 28 Oktober 2009

“Pukul anjingnya, Maka kau MELESAT!!!”

Saya tidak bermaksud mengampanyekan kezhaliman terhadap binatang. Judul di atas hanyalah sebuah analogi, yang ingin menggambarkan betapa mengambil keputusan itu penting, bahwa keberanian itu berguna, kemudian kecepatan itu diperlukan, dan totalitas itu membahagiakan. Semuanya, adalah realitas, yang seringkali terbungkus dalam satu aktivitas: keterdesakan.

Seperti para prajurit Viking, yang membakar habis kapal-kapal mereka dalam sebuah ekpesdisi penaklukan. Tujuannya sederhana: supaya tidak ada lagi pikiran untuk kembali, selain memenangkan pertempuran. Supaya jalan yang terbuat dan pilihan yang terkuat terpolarisasi jadi satu, yaitu optimalisasi kekuatan. Karena untuk tetap hidup, hanya itu pilihan yang tersisa.

Seperti ikan-ikan Tuna, yang harus berlari, bergerak, dan bermanuver sepanjang perjalanan. Karena sang nelayan penangkapnya, menyertakan anak-anak hiu yang cukup bandel, dalam rombongan mereka. Ikan-ikan Tuna itu terus membuka mata, mereka juga terus waspada, karena mereka tahu, sedikit saja mereka tertidur, kemungkinan besar itulah tidur terakhirnya.

Jadi, jika kita ingin berlari lebih kencang, buatlah “anjingnya” marah, dan biarkan ia mengejar kita. Lalu setelah itu pilihlah untuk berlari, kecuali jika kita penasaran ingin tahu bagaimana rasanya digigit anjing, maka diamlah ditempat.

Artinya, hanya ada satu pilihan yang menumbuhkan, yaitu berlari. Dan lakukan saja, berlarilah dengan apa yang kita mampu untuk berlari. Dan percayalah, berlari dalam keterdesakan akan lebih cepat dari biasanya.

Begitu saja, filosofinya sederhana. Jika kita ingin melesat, maka ciptakanlah keterdesakan. Jika kita ingin menjadi hebat maka bangunlah kebutuhan. Karena karya-karya besar seringkali muncul dari keterdesakan. Dan karena keterdesakan adalah ibu dari setiap kreativitas.

Kemudian, agar kemenangan kita sempurna, ikatlah semua keterdesakan itu dengan KEYAKINAN.

Karena mereka yang punya keyakinan, selalu tahu bahwa ada “tangan yang lebih besar” yang akan menolong mereka dari keterdesakannya.

Satu hal lagi,

Buatlah keterdesakan, melesatlah, lalu….

ucapkan selamat tinggal pada logika

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini